Senin, 12 November 2012

Kasus - Kasus dan Cara - cara


Contoh Kasus Carding

“Kartu Kredit Polisi Mabes Kena Sikat”

Reporter : Ni Ketut Susrini detikcom – Jakarta



            Jakarta memang tak pandang bulu, terlebih kejahatan di internet. Di dunia maya ini, Polisi dari Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) pun kebobolan kartu kredit. Brigjen Pol Gorries Mere, yang saat ini menyandang jabatan Direktur IV Narkoba Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri, dikabarkan menjadi korban kasus carding. Sampai berita ini diturunkan, Gorries Mere tidak berhasil duhubungi untuk dimintai konfirmasinya.

            Ketika di konfirmasi ke Setiadi, Penyidik di Unit Cybercrime Mabes Polri , pihaknya membenarkan hal itu. “Memang ada laporan kalau pak Gorries Mere menjadi  korban carding. Tapi saya belum lihat detaillaporannya di email saya”, kata Setiadi kepada detikcom, Minggu ( 27/3/2005)

            Menurut Setiadi, kejadiannya berlangsung melalui warung internet di Semarang, Jawa Tengah. Dan kasus ini menceritakan lebih lengkap dengan alasan untuk melindungi informasi yang akan digunakan dalam penyidikan. Selain itu, Setiadi mengaku bahwa pihaknya masih harus mengonfirmasikan hal tersebut dengan penyidik dan Poltabes Semarang. Keterangan dari sumber yang dekat dengan Mabes Polri mengatakan, kartu kredit Gorries Mere di perkirakan telah digunakan  sebanyak Rp. 10 juta.

            Kejahatan carding bermodus memanfaatkan kartu kredit orang lain untuk berbelanja di internet, korbannya memang bisa siapa saja, selama memiliki dan menggunakan kartu kredit. Apa yang dialami Gorries Mere membuktikan bahwa seorang aparat keamanan sekalipun, tidak bisa berkelit dari hal ini. Selama ini, kejahatan carding memang telah merajalela di Indonesia. Hal ini malah mengantar Indonesia sebagai salah satu negara dengan kasus carding terbanyak di dunia.

            Tidak hanya sampai disitu, perusahaan pembayaran online internasional, Palpal, bahkan tidak menerima segala macam kartu kredit asal Indonesia untuk bertransaksidi internet. Meski kondisinya sudah sedemikian parah, tidak ada kasus carding yang berhasil diseret ke pengadilan. Tidak hanya itu, undang-undang untuk menindak hal ini pun tidak kunjung diresmikan. Rancangan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), sudah berumur 4 tahun dari sejak dirumuskan. Namun begitu, nasibnya masih belum jelas. Kondisi ini disesalkan banyak pihak karena diyakini akan menghalangi langkah Indonesia untuk masuk keperaturan e-commerce dunia.

           

Kasus 2 :

            Data di Mabes Polri , dari sekitar 200 kasus cybercrime yang ditangani hampir 90 % di dominasi carding dengan sasaran luar negri. Aktivitas internet memang lintas negara. Yang paling sering jadi sasaran adalah Amerika Serikat, Australia, Kanada dan lainnya. Pelakunya berasal dari kota-kota besar seperti Yogyakarta, Bandung , Jakarta, Semarang, Medan serta Riau. Motif  utama adalah ekonomi.

            Kasus pembobolan kartu kredit, Rizky Martin,  27 alias Steve Rass, 28 dan Texanto alias Doni Michael melakukan transaksi pembelian barang atas nama Tim Tamsin Invex Corp,  perusahaan yang beralokasi di AS melalui internet. Keduanya menjebol kartu kredit melalui internet bankingsebesar Rp. 350 juta. 2 pelaku ditangkap aparat cybercrime Polda Metro Jaya pada 10 Juni 2008 di sebuah warnet di kawasan Lenteng Agung, Jaksel. Awal Mei 2008 Mabes Polri menangkap hacker bernama Iqra Syafaat, 24 di satu warnet di Batam, Riau, setelah melacak IP addressnya dengan nick name Nogra aliar Iqra. Pemuda tamatan SMA tersebut dinilai polisi hanya mengandalkan scripts modifikasi gratisan hacking untuk melakukan aksinya dan cukup dikenal di kalangan hacker.

            Dia pernah menjebol data sebuah website lalu menjualnya ke perusahaan asing senilai 600.000 dollar atau sekitar 6 milyar, dalam pengakuannya, hacker lokal ini sudah pernah menjebol 1.257 situs jejaringan yang umumnya milik luar negri. Bahan situs presiden SBY pernah akan diganggu, tapi dia mengurungkan niatnya. Kasus lain yang pernah ditangkap pernah diungkap polisi pada tahun 2004 ialah situs milik KPU (Komisi Pemilihan Umum) yang juga diganggu hacker. Tampilan lambang 24 partai diganti dengan nama “Partai jambu”, “partai cucak rowo” dan lainnya. Pelakuknya, diketahui kemudian bernama Dani Firmansyah, 24. Mahasiswa asal Bandung yang kemudian ditangkap Polda Metro Jaya. Memotivasi pelaku konon hanya ingin menjajal sistem pengamanan di situs milik KPU yang dibeli pemerintah seharga Rp. 200 milyar itu. Dan ternyata berhasil.


Cara lebih rinci bagaimana Tekhnik Carding :

Teknik Instant (Online Order)

a.       Biasakan menggunakan proxy / socks / tunnel / VPN sebelum kalian menjalankan “browser”.

b.      Gunakanlah browser yang familiar bagi masyarakat Eropa / USA, spt IE, Netscape Navigator, Mozilla Firefox, Maxton, Google Chrome dan Safari Browser.

c.       Melakukan order pada tanggal-tanggal tenang seperti tanggal 10 – 20 tiap bulan. Hal ini untuk menghindari fraud atau RTS.

d.      Carilah toko (seller) melalui beberapa search engine , seperti google, live, yahoo, kelkoo, dogpile, altheweb, dsb.

e.    Setelah menentukan toko (seller), sebaiknya dibaca dahulu tentang web tersebut. Mulai dari alamat seller, jangkauan pengiriman, metode pembayaran, jenis merchant, lama pengiriman, perusahaan kurir pengiriman, dsb.

f.     Setelah itu pastikan bahwa pengiriman produk dapat menjangkau worlwide, maka tahap selanjutnya adalah pencarian produk yang di inginkan.

g.      Gunakan CC atau Debit untuk membayarnya ( kalian bisa dapat CC ddari teman, menunggu cek CC valid di irc, membeli dtatabase, membuka database admin kita sendiriatau bahkan meng-extrap koleksi CC yang kita miliki).

h.      Kenali beberapa kelemahan dari berbagai jenis merchant system, dari mulia BBB, Authorize, Google Checkout, Verisign, Plimus, ProTx, Thawte, WorldPay, GeoTrust, Jetco, Pro-Forma, dsb.

i.        Dengan mengetahui kelemahan merchant system, maka kita juga akan tahu jenis CC yang akan kita gunakan, apakah billing address = shipping address, dsb.

j.        Setelah CC atau Debit sudah diketemukan, kalian harus pastikan bahwa negara asal bank penerbit CC/ Debit tadi harus sama dengan proxy / socs / tunnel / VPN yang dipakai.

k.      1 CC untuk 1 kali transaksi.

l.        Jika ingin meng-order gunakan nama yang fiktif dan dengan alamat email yang berbeda.

m.    Tunggulah konfirmasi order beberapa saat atau sampai beberapa hari kemudian, jika beruntung maka akan muncul nomor tracknya.


1 komentar:

  1. The king casino no deposit bonus, free spins, bitcoin - CommunityKhabar
    No deposit bonus, free spins, bitcoin. No deposits bonus. gri-go.com No withdrawals, septcasino bitcoin no communitykhabar deposit 1xbet korean bonuses, free spins, bitcoin, 10k followers. https://septcasino.com/review/merit-casino/

    BalasHapus